Membeli sebuah Printer Barcode tentunya sudah ada pertimbangan lebih dahulu sebelumnya, seperti misalnya, berapa banyak produksi label dalam setiap hari, berapa harga printernya, berapa harga consumable nya, dan pertimbangan lain yang diperlukan.
Berikut sedikit pengetahuan Non Teknis sebagai bekal untuk membeli Printer Barcode. meskipun pada kenyataannya untuk membeli printer harus berbekal uang tetapi tidak ada salahnya kita mengerti sekilas produk yang akan kita beli dan digunakan nantinya agar bermanfaat dan produktif.
Berikut ini kategori printer barcode berdasarkan skala produktifitas:
- Desktop Printer mempunyai ukuran lebih kecil atau disebut juga mini printer, memiliki Resolusi 203dpi (dot per inch), kecepatan mencetak 3 - 6ips (inch per second). material pada bodi printer umumnya menggunakan bahan plastik. digunakan untuk mencetak label dengan porsi menengah kebawah, tidak sesuai bila digunakan secara berlebihan dalam produksi besar, semisal pemakaian 24 jam non stop untuk mencetak label. sesuai digunakan untuk lingkungan kantor, mini market, usaha expedisi dan lainnya dalam batas penggunaan yang wajar sesuai instruksi panduan merek printer.
- Industrial Printer dirancang untuk lingkungan yang keras seperti pabrik dan gudang. material bahan untuk casing/bodi mengunakan besi pada umumnya, tidak akan terlalu bermasalah bila terkena benturan. memiliki resolusi cetak yang bisa diatur mulai dari 203dpi sampai 600dpi, tentunya semakin besar resolusinya maka gambar yang sangat kecil akan tercetak dengan lebih baik. mencetak dengan kecepatan sampai 14ips, tidak masalah bila digunakan untuk produksi besar, mencetak label 24 jam non stop dengan jeda waktu selama mengganti ribbon dan label saja.
Metode cetak pada Printer Barcode:
Seperti pada umumnya printer barcode memiliki dua metode dalam proses mencetak, yaitu dengan cara Direct Thermal dan Thermal Transfer, memang tidak tidak semua metode itu bisa sekaligus kita gunakan, tetapi paling tidak kita bisa memilih cara cetak yang akan kita terapkan dan juga mengikuti kebutuhan yang memungkinkan bisa berubah seiring waktu, untuk itu bisa ditanyakan kepada Penjual langganan Anda apakah printer yang hendak dibeli sudah sesuai dengan kebutuhan mencetak Anda.
Direct Thermal ( Tanpa Ribbon) - Thermal Transfer (Menggunakan Ribbon)
Metode Thermal Transfer, cari ini lebih umum digunakan dengan alasan lebih hemat, meskipun pada prakteknya kita membutuhkan ribbon dalam mencetak label. proses transfer dengan ribbon juga memperpanjang usia printer, terutama Head Printer yang apabila bermasalah atau rusak, untuk mengantinya memerlukan dana yang cukup besar, harga print head pada umumnya hampir bisa mencapai setengah dari harga printer barcode yang kita beli.
Direct Transfer merupakan cara yang berikutnya dalam proses mencetak barcode pada label, printer bekerja secara langsung pada label, maksudnya kita tidak memerlukan ribbon untuk mencetak, yang diperlukan adalah kertas label khusus yaitu kertas Thermal. ada yang beranggapan menggunakan kertas thermal lebih boros ketimbang menggunakan label dan ribbon, tapi itu kembali pada kebutuhan masing masing pengguna. silahkan lanjutkan baca artikel tentang Direct Thermal dan Thermal Transfer klik DISINI
Baik metode menggunakan ribbon atau dengan metode yang mengunakan label thermal keduanya sama memilik kekurangan dan kelebihan, yang lebih terpenting adalah bagaimana kita bisa merawat dan menggunakan printer barcode dengan baik agar awet dan bisa menunjang aktifitas produksi kita lebih lancar.
Tipe Media Sensor pada Printer Barcode:
Adalah dua sensor optik yang terdapat dalam sebuah printer barcode yaitu sensor Transmissive dan Reflective yang berfungsi sebagai detektor, berikut coba dibahas satu persatu :
Transmissive sensor bertugas membaca label Gap (jeda/spasi) yang terdapat diantara label (potongan per pcs label), sensor tersebut membaca perubahan opacity (daya tembus cahaya) dimana label harus memulai dan label berakhir.
Reflective sensor atau black mark sensor merupakan sensor optik yang bekerja membaca label yang tidak memiliki gap, sensor reflektif membaca tanda yang berupa garis tebal berwarna hitam yang berada di balik label atau disebut dengan Black Mark.
pada dasarnya kedua sensor memiliki tugas dan fungsi yang sama yaitu membaca tanda yang terdapat pada label barcode, sensor optik tersebut mengenali perubahan gerak berdasarkan tanda yang diperoleh dari label, penanda tersebut terdapat disetiap celah pieces label, disebut juga dengan Gap atau Black Mark
Label Gap adalah jeda atau spasi yang terdapat diantara label yang satu ke label berikutnya. Gap bisa diartikan juga ke suatu bentuk Lubang (holes) ataupun Lekukan (notches) yang terdapat diantara Label satu ke label berikutnya. sedangkan
Black mark adalah suatu penanda yang berupa garis lebal berwarna hitam, dengan fungsi yang sama dengan Gap. umumnya label yang menggunakan black mark adalah label dengan bahan karton.
Calibration/kalibrasi adalah proses menyesuaikan ukuran lebar label dan ribbon dengan media sensor yang terdapat pada printer, sensor bekerja akan mengidentifikasi panjang label dan ribbon agar sesuai atau pas. secara default printer akan melakukan kalibrasi secara otomatis pada saat printer dinyalakan,
Kalibrasi bisa juga dilakukan dengan cara membuka printer (posisi printer off) lalu tutup kembali dan nyalakan printer dan pada saat yang bersamaan tekan dan tahan juga tombol FEED/PAUSE. proses kalibrasi secara manual berbeda beda caranya, menyesuai dengan masing-masing merek dan jenis printer.
Semoga bermanfaat, silahkan tulis komentar atau masukan di kolom komentar, Terima kasih